ShoutMix chat widget

Jumat, 15 Januari 2010

CONFLICT MANAGEMENT (Manajemen Konflik)

          Konflik sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Konflik dapat berupa perselisihan (disagreement ), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain diantara kedua belah pihak atau lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antara kedua belah pihak, sampai dimana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai panghalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing. Konflik yang timbul dalam suatu lingkungan pekerjaan dapat dibagi dalam empat tingkatan yaitu ; konflik dalam diri individu itu sendiri, konflik interpersonal, konflik intergroup, konflik interorganisasi. Penyelesaian efektif dari suatu konflik seringkali menuntut agar factor-faktor penyebabnya diubah. Penyebab terjadinya konflik dikelompokkan menjadi tiga kategori besar, yaitu karakteristik individual, beberapa kondisi umum yang muncul diantara orang-orang dan grup, serta desain dan struktur organisasi itu sendiri. Konflik dalam suatu organisasi atau pekerjaan dapat disebabkan oleh berbagai faktor.Yang pertama adalah factor manusia. Factor manusia dapat ditimbulkan oleh atasan terutama gaya kepemimpinannya, personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku,selain itu konflik juga dapat timbul karena ciri-ciri kepribadian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental, sikap fanatic, dan sikap otoriter. Faktor kedua yang menyebabkan timbulnya konflik adalah factor organisasi yang berupa batasan pekerjaan yang tidak jelas, hambatan komunikasi, tekanan waktu, standart peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal, pertikaian antar pribadi, Perbedaan pribadi, harapan yang tidak terwujud.

          Konflik dapat berakibat negative maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik tersebut. Dampak negative nya dapat menghambat komunikasi,mengganggu kohesi ( keeratan hubungan ), kerjasama atau team work, proses produksi, menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan, individu atau personil mengalami tekanan. Dampak positifnya dapat membuat organisasi tetap hidup dan harmonis, berusaha menyesuaikan diri dangan lingkungan, melakukan adaptasi sehingga dapat terjadi perubahan dan perbaikan dalam system dan prosedur, mekanisme program bahkan tujuan organisasi, memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif, memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat

          Konflik merupakan perselisihan yang muncul dari dua belah pihak atau lebih karena adanya perbedaan serta persaingan ( kompetisi ) pada proses pencapaian suatu tujuan yang timbul karena adanya tiga masalah yaitu : masalah komunikasi, hubungan pribadi, dan struktur organisasi. Disinilah manajer dituntut untuk memenuhi sisi lain dari ketrampilan interpersonalnya karena manajer merupakan pihak pertama yang langsung terlibat dalam konflik tersebut, manajer yang baik akan berusaha untuk meminimasasi konsukensi negatif ini dengan cara membuka dan mempertahankan komunikasi dua arah yang efektif kepada setiap anggota bawahannya. Konflik merupakan proses yang dinamis, bukannya kondisi statis. Konflik memiliki awal, dan melalui banyak tahap sebelum berakhir.

          Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.

          Mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah suatu yang sederhana. Cepat tidaknya suatu konflik dapat diatasi tergantung pada kesediaan dan keterbukaan pihak-pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan konflik, berat ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut serta kemampuan campur tangan (intervensi) pihak ketiga yang turut berusaha mengatasi konflik yang muncul. Dalam menejemen konflik ada tiga bentuk pengelolaan konflik yaitu : Stimulasi konflik, pengurangan / penekanan konflik dan penyelesaian konflik. Strategi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu konflik adalah menghindari isu atau masalah yang akan memicu suatu konflik tapi isu atau masalah tersebut sebenarnya tidak penting, mengakomodasikan pada orang lain untuk mengatur srategi apa yang sesuai digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah, perlu adanya negosiasi untuk pencapaian kesepakatan yang mungkin dapat menghasilkan penyelesaian yang lebih memuaskan dan dapat dilaksanakan bersama karena itu merupakan mufakat keputusan bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., & Donnelly, J. H., Jr., 1994, Organizations: Behavior, Structure, and Process, 8th Ed., Boston: Irwin.

Greenberg, J., Robert, A.B., 1995, Behavior In Organizational:Understanding and Managing The Human Side of Work, 5th Ed., New Jersy: Prentice-Hall International, Inc.

Luthans, F., 1995, Organizational Behavior, 7th Ed., McGraw-Hill International Edition.

Muchlas, makmuri. 2005. Perilaku Organisasi. Yoyakarta: Gajah Mada University Press

Sheriden, J. E., 1992, Organizational Culture and Employee Retention, Academy of Management Journal, 35(3), pp. 1036-1056.

selengkapnya <DOWNLOAD>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

please ^_^ give your respon